Sabtu, 21 Juni 2014

aku, pohon, dan cita



Kini, waktu mulai menginjakkan kedewasaan. Menanti sebuah keputusan, pilihan yang pasti tentunya. Semua jalan yang aku lalui ini adalah pilihanku, dan ini takdir pula dari Yang Kuasa. Diriku dan citi-cita adalah bak pohon dan benih. Benih yang pastinya aku pilih dengan segenap pertimbangan, dan benih kualitas terbaik. Aku menanam benih itu sedemikian rupa, dan aku menginginkan agar benih itu dapat tumbh menjadi pohon yang besar dan rindang. Setiap hari aku sirami benih itu dengan cara belajar. Kuberi pupuk terbaik berkualitaas tinggi dengan cara meraih prestasi. Itulah usahaku agar cita-citaku dapat terwujud dengan baik. Aku ingin agar cita-cita yang selama ini aku tanam dalam diriku dapat barmanfaat, untukku maupun orang-orang disekitarku. Seperti pohon, setelah dia besar dia akan bermanfaat untuk semua orang. Tapi, jika merawat sebuah pohon sebaiknya kau berhati-hati, karena apabila kau terlalu banyak mberikan air, pupuk, maka pohon itu akan layu. Bgitu pula dengan cita-cita. Sebagai pengerem sebuah prestasi maupun belajar adalah agama. Kenapa agama? Yups, karena ketika kamu sibuk belajar setiap hari, otakmu juga perlu istirahat bukan? Nah., istirahat otak paling tepat dengan ibadah, solat misalnya. Solat dapat mengembalikan pikiran kita yang runyam dapat kembali untuk berfikir jernih. Sedangkan prestasi dapat direm dengan cara kerendahan hati... semua itu dasarnya adalah agama bukan? Disamping kita belajar, dan mengukir sebuah prestasi, seharusnya agama kita juga harus tetap berjalan, jangan malah ditinggalkan.. Sebuah kesuksesan dapat diraih jika prestasi, belajar dan agama dapat berjalan beriringan tanpa saling meninggalkan. Itulah kunci dari kesuksesan itu sebenarnya..JJJJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar