Kini, waktu mulai menginjakkan kedewasaan.
Menanti sebuah keputusan, pilihan yang pasti tentunya. Semua jalan yang aku
lalui ini adalah pilihanku, dan ini takdir pula dari Yang Kuasa. Diriku dan
citi-cita adalah bak pohon dan benih. Benih yang pastinya aku pilih dengan
segenap pertimbangan, dan benih kualitas terbaik. Aku menanam benih itu
sedemikian rupa, dan aku menginginkan agar benih itu dapat tumbh menjadi pohon
yang besar dan rindang. Setiap hari aku sirami benih itu dengan cara belajar.
Kuberi pupuk terbaik berkualitaas tinggi dengan cara meraih prestasi. Itulah
usahaku agar cita-citaku dapat terwujud dengan baik. Aku ingin agar cita-cita
yang selama ini aku tanam dalam diriku dapat barmanfaat, untukku maupun
orang-orang disekitarku. Seperti pohon, setelah dia besar dia akan bermanfaat
untuk semua orang. Tapi, jika merawat sebuah pohon sebaiknya kau berhati-hati,
karena apabila kau terlalu banyak mberikan air, pupuk, maka pohon itu akan
layu. Bgitu pula dengan cita-cita. Sebagai pengerem sebuah prestasi maupun
belajar adalah agama. Kenapa agama? Yups, karena ketika kamu sibuk belajar
setiap hari, otakmu juga perlu istirahat bukan? Nah., istirahat otak paling tepat
dengan ibadah, solat misalnya. Solat dapat mengembalikan pikiran kita yang
runyam dapat kembali untuk berfikir jernih. Sedangkan prestasi dapat direm
dengan cara kerendahan hati... semua itu dasarnya adalah agama bukan? Disamping
kita belajar, dan mengukir sebuah prestasi, seharusnya agama kita juga harus
tetap berjalan, jangan malah ditinggalkan.. Sebuah kesuksesan dapat diraih jika
prestasi, belajar dan agama dapat berjalan beriringan tanpa saling
meninggalkan. Itulah kunci dari kesuksesan itu sebenarnya..JJJJ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar